Beberapa Wajib Haji (Kitab Haji dan Umrah Bagian 7)
Perkataan "Wajib" dan "Rukun" biasanya berarti sama, tetapi didalam urusan haji ada berbeda sebagai berikut:
Rukun: Yaitu sesuatu yang tidak sah haji melainkan dengan melakukannya, dan ia tidak boleh diganti dengan "dam" (menyembelih binatang).
Wajib: Yaitu sesuatu yang perlu dikerjakan, tetapi sahnya haji tidak tergantung atasnya, dan boleh diganti dengan menyembelih binatang.
1. Yang pertama dari beberapa wajib haji ialah ihram dari "miqat" (tempat yang ditentukan dan waktu tertentu).
Ketentuan Masa (Miqat Zamani)
Yaitu dari bulan Syawal sampai terbit fajar hari raya haji (Tanggal 10 bulan Haji), jadi ihram haji wajib dilakukan dalam masa tersebut dua bulan 9,5 hari.
Firman Allah SWT:
"Haji itu pada bulan-bulan yang ditentukan (maklum). QS.Al Baqarah:197".
Tafsir sahabat tentang bulan-bulan yang maklum, menurut Atsar Ibnu 'Umar.
"Dari Ibnu Umar: Bulan haji itu ialah bulan Syawal dan Zulkaidah dan 10 hari bulan Haji. HR.Bukhari".
Ketentuan Tempat (Tempat Makani)
a. Makkah. Miqat (tempat ihram)
Orang yang tinggal di Makkah, berarti orang yang tinggal di Makkah hendaklah ihram dari rumah masing-masing.
b. Zul-Hulaifah. Miqat (tempat ihram orang)
Orang yang datang dari pihak Madinah dan negeri-negeri sejajar dengan Madinah.
c. Juhfah. Miqat (tempat ihram)
Orang yang datang dari sebelah Syam, Mesir, Maghribi, dan negeri-negeri yang sejajar jalan dengan negeri-negeri yang tersebut. Juhfah, nama satu kampung diantara Mekkah dan Madinah. Kampung itu sekarang telah rusak (roboh), kampung yang dekat kepadanya ialah: "Rabigh". Orang yang datang dari negeri-negeri tersebut sekarang mulai ihram apabila mereka telah melalui dengan "Rabigh".
d. Yalamlam (Nama salah satu bukit dari beberapa bukit Tuhamah).
Bukit ini, miqat orang yang datang dari sebelah Yaman, India, Indonesia dan negeri-negeri yang sejalan dengan negeri-negeri tersebut. Orang-orang yang dari Indonesia dan India apabila kapal mereka telah bertentangan dengan bukit Yalamlam, mereka telah wajib ihram.
e. Qarnu (Nama buah bukit, jauhnya dari Makkah kira-kira 80,640 KM).
Bukit ini, miqat orang yang datang dari sebelah Najdil-Yaman dan Najdil-Hijaz dan orang-orang yang datang dari negeri-negeri yang sejalan dengan itu.
f. Zatu'irqin (Nama kampung yang jauhnya dari Mekkah kira-kira 80,640 KM).
Kampung ini, miqat (tempat ihram) orang yang datang dari Iraq dan negeri-negeri yang sejajar dengan itu.
g. Adapun bagi penduduk negeri-negeri yang diantara Mekkah dan miqat-miqat tersebut maka miqat mereka negeri masing-masing.
Sabda Rasulullah SAW:
"Dari Ibnu Abbas: Rasulullah telah menentukan tempat wajib ihram bagi tiap-tiap pihak: yaitu bagi ahli Madinah "Zul Hulaifah" dan bagi ahli Syam "Juhfah", dan bagi ahli Najdi "Qarnul Manazil", dan bagi ahli Yaman "Yalamlam". Beliau berkata: Tempat-tempat itu untuk penduduk negeri-negeri tersebut dan orang-orang yang datang ke negeri-negeri itu, yang bermaksud akan beribadah haji dan umrah. Adapun orang-orang yang negerinya lebih dekat ke Mekkah dari tempat-tempat tersebut maka miqatnya negeri masing-masing sehingga bagi ahli Makkah miqat mereka negeri Makkah. HR.Bukhari Muslim".
Sabda Rasulullah SAW:
"Dari Jabir, berkata Nabi SAW: Miqat ahli Iraq Zatu'irqin. HR.Muslim".
Barangsiapa yang datang ke Mekkah dengan maksud hendak beribadah haji atau umrah, maka apabila ia sampai dalam perjalanannya ke tempat tersebut atau bertentangan dengan tempat-tempat itu, ia sudah wajib ihram (berniat). Kalau tidak, ia wajib membayar dam (denda), yaitu memotong seekor kambing yang sah untuk kurban.
2. Kedua dari wajib-wajib haji itu, ialah "Muzdalifah" sesudah tengah malam, di malam hari raya haji sesudah hadir di Padang 'Arafah, maka apabila ia berjalan dari Muzdalifah tengah malam itu wajib membayar dam (denda). Keterangan amal Rasulullah SAW.
3. Yang ketiga dari wajib-wajib haji, ialah melontar Jamratul 'Aqabah pada hari raya haji.
Sabda Rasulullah SAW:
"Dari Jabir, katanya: Saya melihat Nabi SAW melontar akan Jumrah diatas kendaraan beliau pada hari raya, lalu beliau berkata: Hendaklah kamu turut cara ibadah sebagai yang saya kerjakan ini, karena sesungguhnya saya tidak mengetahui, apakah saya akan dapat mengerjakan haji lagi sesudah ini. HR.Muslim dan Ahmad".
4. Yang keempat dari beberapa wajib haji itu, ialah melontar tiga Jumrah. Jumrah pertama, kedua, ketiga (Jamrah 'Aqabah) pada tiap-tiap hari tanggal 11-12-13 bulan Haji, tiap-tiap Jamrah dilontar dengan 7 batu kecil, waktu melontar ialah sesudah tergelincir matahari pada tiap-tiap hari.
Sabda Rasulullah SAW:
"Dari Aisyah: Nabi besar SAW telah tinggal di Mina selama hari Tasyriq (tanggal 11-12-13 Haji), beliau melontar Jumrah apabila matahari telah cenderung ke sebelah barat; tiap-tiap Jumroh dilontar dengan 7 batu kecil. HR.Ahmad dan Abu Daud".
Orang yang sudah melontar pada hari pertama dan kedua, kalau dia ingin pulang, tidak ada halangannya lagi. Kewajiban bermalam pada malam ketiga dan kewajiban melontar pada hari ketiga, hilang dari padanya.
Firman Allah SWT:
"Barangsiapa bersegera dalam dua hari ia tidak berdosa. QS.Al Baqarah:203".
Syarat Melontar
a. Melontar dengan 7 batu, dilontarkan satu persatu.
b. Menertibkan 3 Jumrah itu, berarti hendaklah dimulai dari Jumrah yang pertama (yang dekat Masjid Khifa), kemudian yang ditengah dan sesudah itu yang akhir (Jumrah 'Aqabah).
c. Yang dilontarkan itu hendaknya batu, lain dari batu tidak sah.
Orang yang berhalangan tidak dapat melontar, sedangkan halangannya itu tidak ada harapan akan hilang dalam masa yang ditentukan untuk melontar, maka orang yang tersebut hendaklah mencari wakilnya walau dengan jalan mengupah sekalipun. Orang yang tidak melontar sehari atau dua hari, harus digantinya di hari lain asal masih dalam masa yang ditentukan untuk melontar, yaitu tanggal 10-13.
5. Yang kelima diantara wajib-wajib haji, bermalam di Mina.
Beralasan dengan perbuatan Rasulullah SAW selagi beliau hidup dan hadits Aisyah dalam nomor 4 diatas.
6. Yang keenam diantara wajib-wajib haji, thawaf wada' (thawaf sewaktu akan meninggalkan Mekkah).
Sabda Rasulullah SAW:
"Dari Ibnu Abbas: Manusia disuruh supaya penghabisan pekerjaan mereka di Makkah ialah thawaf, tetapi perempuan yang sedang dalam keadaan haidh, tidak diberati dengan thawaf itu. HR.Bukhari dan Muslim".
7. Yang ketuujuh diantara wajib-wajib haji, menjauhkan diri dari segala larangan atau yang diharamkan (muharramat).
Tag :
fiqih,
kitab haji dan umrah
0 Komentar untuk "Beberapa Wajib Haji (Kitab Haji dan Umrah Bagian 7)"
Silahkan Beri Komentar Pada Setiap Postingan Disini Karena Komentar Anda Sangat Berarti Demi Kepentingan Bersama dan Blog ini Tapi Alangkah Baik dan Indahnya Jika Berkomentar Dengan Adab dan Sopan Santun. Jika artikel ini bermanfaat, mohon bantu di share ya dan tolong bantu klik iklannya.
"Please, Don't SPAM"